Beranda | Artikel
Kedudukan As-Sunnah Dalam Syariat Islam
Jumat, 24 Mei 2024

DAFTAR ISI 

  1. Muqaddimah
  2. Bab. As-Sunnah dan Defenisinya
    1. Makna As-Sunnah Dalam Syari’at Islam
      • Menurut Etimologi (Bahasa)
      • Pengertian As-Sunnah Menurut Syari’at
    2. Sunnah dan Bid’ah
    3. Sanad & Matan dan Pembagian As-Sunnah Menurut Sampainya Kepada Kita
  3. Bab. Kedudukan As-Sunnah Dalam Syari’at Islam
    1. Dalil-Dalil Tentang Hujjah As-Sunnah
    2. Hadits-Hadits yang Memerintahkan Kita Untuk Mengi­kuti Nabi Dalam Segala Hal
    3. Dalil-Dalil Ijma’ yang Memerintahkan Untuk Mengikuti Sunnah Nabi
  4. Bab. Hubungan As-Sunnah Dengan Al-Qur’an
  5. Bab. As-Sunnah dan Para Penentangnya di Masa Lalu dan Sekarang
  6. Bab. Tanggapan dan Bantahan Bagi Para Penentang As-Sunnah.
  7. Bab. Dalil Para Penolak Khabar Ahad
  8. Bab. Tanggapan dan Bantahan Atas Penolakan Khabar Ahad
  9. Bab. Dalil-Dalil Tentang Wajibnya Berhujjah Dengan Hadits Ahad Dalam Bidang Aqidah
  10. Khatimah dan Maraji’

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Pada saat ini banyak aliran-aliran sesat yang berusaha memalingkan ummat Islam dari sumbernya yang asli dan suci, mereka berusaha untuk menghancurkan Islam dengan segenap tenaga mereka dengan berbagai macam cara, dengan lisan, tulisan dan lainnya.

Dalam buku ini penulis membahas tentang Kedudukan As-Sunnah dalam Syari’at Islam, karena adanya orang-orang yang berusaha untuk meragukan kedudukan As-Sunnah. Mereka ingin membatalkan Al-Qur-an dengan cara meragukan As-Sunnah. Karena apabila ummat Islam sudah meninggalkan kedua pedoman hidup ini, niscaya mereka pasti akan sesat.

Mereka berusaha untuk memadamkan cahaya Islam, akan tetapi Allah akan tetap menyempurnakan cahayanya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahayanya meskipun orang-orang kafir benci.” [Ash-Shaff/61: 8]

Ummat Islam sejak zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam meyakini bahwa As-Sunnah merupakan sumber ajaran Islam di samping Al-Qur-an. Bahkan As-Sunnah adalah wahyu sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

أَلاَ إِنِّيْ أُوْتِيْتُ الْكِتَابَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ, أَلاَ إِنِّيْ أُوْتِيْتُ الْقُرْآنَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ… (أخرجه أحمد 4/131 ولآجرّى في الشريعة 1/415 رقم 97 وغيرهما بإسناد صحيح)

Ketahuilah sesungguhnya aku diberi Al-Kitab (Al-Qur-an) dan yang sepertinya bersamanya. Ketahuilah sesungguhnya aku diberi Al-Qur-an dan yang sepertinya bersamanya.”

Maksud dari kalimat: “dan seperti itu bersamanya” adalah As-Sunnah.

[Disalin dari buku Kedudukan As-Sunnah Dalam Syariat Islam, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, PO.Box 264 Bogor 16001, Jawa Barat Indonesia, Cetakan Kedua Jumadil Akhir 1426H/Juli 2005]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/107762-kedudukan-as-sunnah-dalam-syariat-islam.html